Pba.umsida.ac.id – Kamus Indonesia-Arab karya Mahmud Yunus telah lama menjadi teman akrab para pelajar, santri, hingga akademisi yang menekuni bahasa Arab di Indonesia.
Baca Juga: Mahasiswa PBA Umsida Nilai AI Tingkatkan Efektivitas Pembelajaran Bahasa Arab
Lebih dari sekadar kumpulan kosakata, kamus ini telah menjelma menjadi media pembelajaran yang adaptif dan fungsional, menjembatani kebutuhan belajar bahasa Arab dengan konteks keilmuan dan keseharian di tanah air.
Dalam artikel ilmiah berjudul Menelusuri Kamus Indonesia-Arab Mahmud Yunus: Struktur dan Signifikansi, dua dosen dari Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, Hida Yatus Sholekhah dan Khizanatul Hikmah, mengulas nilai penting kamus ini dari segi pemanfaatannya dalam pendidikan bahasa Arab. Artikel tersebut dimuat dalam Indonesian Journal of Islamic Studies Vol. 12 No. 4 (2024) dan memberikan sorotan khusus terhadap nilai guna kamus Mahmud Yunus dalam praktik pendidikan Islam di Indonesia.
Media Pembelajaran Bahasa Arab yang Adaptif dan Visual
Salah satu kekuatan utama kamus Mahmud Yunus terletak pada pendekatan penyajiannya yang ramah bagi pengguna, khususnya pelajar yang belum menguasai ilmu sharaf dan nahwu secara mendalam. Kamus ini menyajikan kata dalam bentuk fi’il madhi, yang memudahkan pencarian dan pemahaman makna dasar. Selain itu, disertakannya syakl atau tanda baca lengkap (harakat) sangat membantu pembaca dalam melafalkan kata-kata Arab dengan benar.
Lebih dari itu, kamus ini juga dilengkapi dengan ilustrasi gambar-gambar benda sehari-hari, seperti peralatan sekolah, buah-buahan, alat transportasi, hingga hewan. Visualisasi ini tidak hanya memperkaya tampilan kamus, tetapi juga memperkuat daya ingat visual pembaca—khususnya bagi pelajar tingkat dasar yang lebih cepat memahami melalui pendekatan gambar.
Dengan ukuran yang sedang, ringan dibawa, dan harga terjangkau di pasaran (sekitar Rp70.000 hingga Rp80.000), kamus ini menjadi pilihan yang ekonomis namun tetap berkualitas. Maka tak heran jika kamus ini populer digunakan di berbagai pesantren, madrasah, hingga perguruan tinggi keislaman.
Dilandasi Pemahaman Mendalam atas Kebutuhan Pelajar
Dalam artikel tersebut, Hida Yatus Sholekhah dan Khizanatul Hikmah menekankan bahwa signifikansi kamus Mahmud Yunus tidak hanya berasal dari sisi akademiknya, tetapi juga dari pengalaman Mahmud Yunus sendiri sebagai pendidik. Beliau memahami dengan baik tantangan yang dihadapi pelajar dalam belajar bahasa Arab. Maka, kamus ini dirancang sedemikian rupa agar mudah digunakan bahkan oleh pelajar yang belum mahir dalam gramatika Arab.
Sumber-sumber yang digunakan dalam penyusunan kamus ini pun sangat beragam, mencakup kamus Arab klasik seperti Al-Munjid, Al-Mu’jam Al-Wasith, hingga referensi Arab-Melayu dan Inggris-Indonesia. Ini menunjukkan adanya pendekatan lintas budaya dan lintas bahasa yang memperluas daya jangkau pengguna kamus ini.
Penggunaan pendekatan multibahasa juga memudahkan pelajar dari berbagai latar belakang untuk memahami arti kata secara lebih kontekstual. Kamus ini pun tidak hanya digunakan oleh pelajar madrasah atau santri, tetapi juga oleh pengajar, mahasiswa, hingga peneliti bahasa Arab.
Tantangan dan Peluang Pengembangan
Kendati memiliki banyak keunggulan, kamus Mahmud Yunus tetap memiliki ruang untuk penyempurnaan. Salah satu kekurangan yang dicatat dalam artikel tersebut adalah absennya contoh penggunaan kata dalam kalimat (siyāq) serta tidak adanya dalil atau syawahid dari teks Al-Qur’an atau Hadis. Padahal, bagi pembelajar tingkat lanjut, konteks pemakaian kata sangat penting untuk memahami makna yang tepat.
Hal ini membuka peluang pengembangan kamus ke arah yang lebih modern dan digital. Penulis artikel merekomendasikan integrasi kamus ini dengan platform digital yang interaktif, seperti aplikasi seluler atau situs web edukatif. Penambahan fitur pelafalan audio, contoh penggunaan dalam konteks Al-Qur’an atau literatur Arab klasik, hingga fitur pencarian cepat akan meningkatkan daya guna kamus ini dalam pembelajaran abad ke-21.
Pengembangan ini tidak hanya akan memperluas akses pengguna, tetapi juga menjadikan kamus Mahmud Yunus sebagai alat bantu belajar yang lebih relevan dengan kebutuhan generasi digital. Dengan demikian, kamus ini bisa menjangkau lebih luas pengguna dari berbagai kalangan, baik di dalam negeri maupun luar negeri.
Baca Juga: Tashih Ummi FAI Umsida Teguhkan Komitmen Cetak Generasi Qur’ani Berkualitas
Kamus Mahmud Yunus bukan sekadar produk cetakan lama, tetapi sebuah warisan keilmuan yang hidup dan kontekstual. Dalam konteks pendidikan bahasa Arab di Indonesia, kamus ini telah berkontribusi signifikan dalam memudahkan proses belajar dan menjadi referensi terpercaya selama beberapa dekade.
Studi yang dilakukan oleh dua dosen Universitas Muhammadiyah Sidoarjo tersebut menunjukkan bahwa kamus ini masih sangat relevan digunakan, bahkan layak dikembangkan lebih lanjut. Oleh karena itu, Kamus Mahmud Yunus dapat dan harus terus dihidupkan, diperbarui, dan disebarluaskan sebagai bagian dari upaya membangun kualitas pembelajaran bahasa Arab yang lebih baik di Indonesia.