Digitalisasi Bahasa Isyarat dalam Era Society 5.0 Sebagai Solusi Inklusif bagi Difabel dalam Pembelajaran Bahasa Arab

Fai.umsida.ac.id – Dalam era Society 5.0 yang menuntut integrasi teknologi dalam segala aspek kehidupan, digitalisasi telah menjadi langkah penting untuk memastikan bahwa semua lapisan masyarakat, termasuk penyandang difabilitas, dapat berpartisipasi penuh dalam kehidupan sosial dan pendidikan.

Baca Juga: Metode Ta’wīd Meningkatkan Kepercayaan Diri Santri dalam Berbahasa Arab di Pondok Pesantren 

Salah satu area yang membutuhkan perhatian khusus adalah aksesibilitas bagi penyandang tunarungu dan tunanetra, terutama dalam pembelajaran bahasa, khususnya bahasa Arab. Dalam konteks ini, digitalisasi bahasa isyarat menjadi kunci untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan bahasa Arab bagi difabel.

Bahasa Isyarat sebagai Alat Aksesibilitas

Bahasa isyarat telah lama digunakan oleh penyandang tunarungu sebagai alat komunikasi utama. Namun, di era digital saat ini, kebutuhan untuk mendigitalisasi bahasa isyarat semakin mendesak. Dalam konteks pembelajaran bahasa Arab, bahasa isyarat menjadi alat yang sangat vital, mengingat bahasa ini bukan hanya tentang kemampuan berbicara, tetapi juga mengenai penguasaan maharah kalam (kemampuan berbicara), yang sangat penting bagi mahasiswa yang ingin mempelajari bahasa Arab dengan baik.

Di dalam Al-Qur’an, tepatnya dalam Surah Al-Imran ayat 41, terdapat istilah “ar-ramz,” yang secara etimologis berarti isyarat. Ayat ini menceritakan kisah Nabi Zakaria yang tidak mampu berbicara karena perintah dari Allah, sehingga ia berkomunikasi menggunakan isyarat. Konsep “ar-ramz” ini menjadi dasar teologis dalam digitalisasi bahasa isyarat, yang dapat digunakan dalam pengajaran bahasa Arab bagi penyandang tunanetra dan tunarungu. Konsep ini mengajarkan kita bahwa komunikasi simbolik, yang dimaksud dengan isyarat, bukanlah hal yang terbatas, melainkan sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai tujuan, termasuk dalam pendidikan.

Peran Teknologi AR dan Audiobook dalam Pembelajaran Bahasa Arab

Teknologi Augmented Reality (AR) dan audiobooks menjadi dua alat utama yang dapat digunakan untuk mendigitalisasi bahasa isyarat dalam pembelajaran bahasa Arab. AR dapat membantu penyandang tunarungu dengan memberikan visualisasi dari simbol-simbol bahasa isyarat yang dikaitkan dengan kosakata bahasa Arab. Misalnya, untuk kata “kitab” (كتاب) yang berarti “buku,” AR dapat menampilkan gambar buku yang disertai dengan isyarat tangan yang menjelaskan kata tersebut. Hal ini memungkinkan penyandang tunarungu untuk belajar tidak hanya melalui pendengaran, tetapi juga dengan visual yang dapat memperkuat pemahaman mereka.

Sementara itu, audiobooks dapat dimanfaatkan untuk penyandang tunanetra. Dengan menggunakan suara yang jelas dan ekspresif, audiobooks dapat membacakan materi pembelajaran bahasa Arab, termasuk teks-teks dalam bahasa Arab seperti ayat-ayat Al-Qur’an atau kosakata, dengan tambahan penjelasan dalam bahasa isyarat. Ini memberikan akses yang setara bagi penyandang tunanetra untuk memahami materi pembelajaran dengan cara yang sesuai dengan potensi inderawi mereka.

Penerapan teknologi AR dan audiobooks di sekolah inklusif dapat memberikan dampak yang signifikan bagi penyandang difabilitas dalam mempelajari bahasa Arab. Beberapa studi menunjukkan bahwa penggunaan teknologi seperti aplikasi AR dapat meningkatkan minat belajar di kalangan siswa, dengan angka partisipasi yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan metode pembelajaran tradisional. Di Sekolah Luar Biasa (SLB) Kabupaten Bima, misalnya, penggunaan aplikasi berbasis AR berhasil meningkatkan minat belajar siswa hingga 87,7%. Hal ini menunjukkan bahwa teknologi bukan hanya alat bantu, tetapi juga dapat menjadi penggerak utama dalam pembelajaran yang lebih inklusif.

Untuk menciptakan masyarakat yang inklusif, dibutuhkan kolaborasi antara pemerintah, pengembang teknologi, dan lembaga pendidikan. Kolaborasi ini diperlukan untuk memastikan bahwa teknologi yang digunakan benar-benar menjawab kebutuhan penyandang difabilitas. Di Indonesia, meskipun ada beberapa inisiatif yang mendukung digitalisasi inklusif, masih banyak tantangan yang harus dihadapi, seperti keterbatasan infrastruktur dan rendahnya literasi digital di kalangan masyarakat.

Penting untuk memberikan pelatihan kepada guru-guru di sekolah inklusif agar mereka bisa mengoptimalkan penggunaan teknologi dalam pembelajaran bahasa Arab. Selain itu, sosialisasi kepada masyarakat juga sangat penting agar teknologi ini diterima secara luas. Melalui kampanye publik dan seminar, kita bisa memperkenalkan penggunaan AR dan audiobooks sebagai solusi dalam pembelajaran bahasa Arab yang inklusif.

Menuju Society 5.0 yang Inklusif

Society 5.0 adalah visi masyarakat masa depan yang mengintegrasikan teknologi dengan kehidupan sehari-hari untuk meningkatkan kualitas hidup. Dalam konteks ini, digitalisasi bahasa isyarat untuk penyandang difabilitas adalah langkah maju menuju masyarakat yang lebih adil dan inklusif. Dengan teknologi AR dan audiobooks, kita bisa membuka akses yang lebih luas bagi penyandang tunarungu dan tunanetra untuk belajar bahasa Arab, dan lebih jauh lagi, meningkatkan kualitas hidup mereka dalam era digital ini.

Dengan demikian, digitalisasi bahasa isyarat bukan hanya soal aksesibilitas, tetapi juga tentang menciptakan peluang yang sama bagi semua orang untuk berkembang dan berpartisipasi aktif dalam kehidupan sosial, termasuk dalam pembelajaran bahasa Arab. Ke depan, gerakan ini harus didorong dengan semangat kolaborasi dan inovasi, agar masyarakat kita dapat mencapai inklusivitas sejati dalam menghadapi era Society 5.0 yang penuh tantangan dan peluang.

Penulis: Akhmad Hasbul Wafi

Bertita Terkini

Sistem Pembelajaran Symposium Tingkatkan Partisipasi Aktif Santri dalam Pembelajaran Bahasa Arab
August 27, 2025By
Efektivitas Metode Ta’wīd dalam Pembelajaran Bahasa Arab di Pondok Pesantren
August 22, 2025By
Problematika Pembelajaran Bahasa Arab di Boarding School Jadi Sorotan 
August 15, 2025By
Inovasi Pembelajaran Bahasa Arab Lewat Aplikasi Mondly Diperkenalkan Mahasiswa PBA Umsida
August 9, 2025By
Mondly Arabic Tingkatkan Keterampilan Menyimak Kosakata Siswa SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo
August 3, 2025By
Iqbal Wi’an, Wisudawan Terbaik 45 PBA Umsida, Buktikan Keterbatasan Tak Menghalangi Prestasi Yang Gemilang
July 27, 2025By
Muhammad Iqbal Wi’an Eka Putra Raih Yudisium Terbaik Prodi PBA Umsida dengan Segudang Prestasi
July 21, 2025By
Digitalisasi Bahasa Isyarat Jadi Solusi Inklusif Difabel di Era Society 5.0
July 15, 2025By

Prestasi

3 Mahasiswa PBA Umsida Lolos Pra Nasional MTQMN XVIII 2025
September 14, 2025By
Iqbal Wi’an, Wisudawan Terbaik 45 PBA Umsida, Buktikan Keterbatasan Tak Menghalangi Prestasi Yang Gemilang
July 27, 2025By
Muhammad Iqbal Wi’an Eka Putra Raih Yudisium Terbaik Prodi PBA Umsida dengan Segudang Prestasi
July 21, 2025By
Mahasiswa PBA Umsida Juara 1 Musabaqah Hifdzil Qur’an se-Asia Tenggara, Raih Hadiah Umroh
March 23, 2025By
Mahasiswa PBA Umsida Raih Medali Emas di Kejuaraan Pencak Silat Internasional Paku Bumi Open 13
February 9, 2025By
Prestasi Gemilang Yuhsin Amali: Atlet Tapak Suci PBA Umsida Raih Medali Perak di Kejuaraan Nasional Pasuruan Martial Art Championship 3
December 28, 2024By
Kaprodi PBA Umsida Sukses Berkontribusi di Ajang RisetMu Batch VIII
December 13, 2024By
2 Mahasiswa PBA Umsida Raih Gelar Juara Nasional MFQ
December 9, 2024By