Pba.umsida.ac.id – Metode meningkatkan kemampuan berbahasa Arab di Pondok Pesantren Super Tahfidz Waru Sidoarjo tidak hanya terfokus pada penguasaan teori dan materi hafalan semata, tetapi juga pada peningkatan kepercayaan diri santri dalam menggunakan bahasa Arab dalam kehidupan sehari-hari.
Baca Juga: Efektivitas Metode Ta’wīd dalam Pembelajaran Bahasa Arab di Pondok Pesantren
Salah satu metode yang diterapkan untuk mencapai tujuan tersebut adalah metode ta’wīd, yang secara signifikan membantu para santri merasa lebih percaya diri dalam berbahasa Arab.
Tantangan Kepercayaan Diri dalam Berbahasa Arab
Meskipun bahasa Arab menjadi bahasa utama yang digunakan dalam pembelajaran di pondok pesantren, banyak santri yang merasa canggung dan kurang percaya diri saat menggunakan bahasa Arab di luar kelas. Hal ini sering kali disebabkan oleh kesulitan dalam menghafal kosakata, memahami struktur kalimat, atau bahkan ketakutan untuk salah berbicara di depan teman-teman dan guru.
Selain itu, kurangnya pembiasaan dalam berbicara bahasa Arab di luar ruang kelas menyebabkan banyak santri hanya mengandalkan hafalan teori tanpa kemampuan berbicara yang memadai. Sehingga, meskipun secara teori mereka memahami bahasa Arab, kemampuan untuk berkomunikasi secara lancar sering kali terbatas.
Dalam mengatasi tantangan ini, Pondok Pesantren Super Tahfidz Waru Sidoarjo mengimplementasikan metode ta’wīd, yang bertujuan untuk membiasakan santri dengan penggunaan bahasa Arab secara rutin dan alami. Metode ini diharapkan bisa membantu santri untuk lebih percaya diri dalam berbicara bahasa Arab dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Penerapan Metode Ta’wīd untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri
Metode ta’wīd di Pondok Pesantren Super Tahfidz Waru Sidoarjo diterapkan dengan cara yang sistematis dan berulang. Salah satu tahapan dalam metode ini adalah mufrodāt, yang mengajarkan kosakata baru kepada santri dengan cara membacanya berulang kali. Para santri diminta untuk membaca kosakata tersebut secara bersama-sama dan mengulanginya beberapa kali sampai terhafal dengan baik.
Dengan pengulangan yang konsisten, santri menjadi lebih terbiasa dengan kosakata bahasa Arab. Hal ini tidak hanya membantu mereka mengingat kosakata lebih lama, tetapi juga memudahkan mereka untuk menggunakannya dalam percakapan sehari-hari. Proses penghafalan yang dilakukan secara terus-menerus membuat santri merasa lebih siap untuk menggunakan bahasa Arab dalam komunikasi.
Setelah proses pengenalan kosakata, santri juga dilatih untuk saling bertanya dan berdiskusi dalam kelompok, yang dikenal dengan istilah ma’lam. Diskusi ini bertujuan untuk melatih mereka dalam menyampaikan pendapat dan menjawab pertanyaan dalam bahasa Arab. Interaksi seperti ini mendorong para santri untuk mengungkapkan ide mereka tanpa rasa takut atau malu. Dengan latihan berbicara secara aktif, kepercayaan diri mereka dalam berbahasa Arab meningkat pesat.
Selain itu, metode ta’wīd juga melibatkan latihan menulis melalui Khaṭ atau latihan menulis kalimat bahasa Arab, serta Mahfūẓāt, yaitu menghafal kata-kata hikmah yang diberikan oleh pengajar untuk memotivasi santri agar lebih semangat dalam belajar bahasa Arab.
Manfaat dan Dampak Penerapan Metode Ta’wīd
Berdasarkan wawancara dengan beberapa santri di Pondok Pesantren Super Tahfidz Waru Sidoarjo, mereka mengungkapkan bahwa metode ta’wīd sangat membantu mereka merasa lebih percaya diri dalam menggunakan bahasa Arab. Salah seorang santri mengatakan, “Dulu saya merasa canggung berbicara bahasa Arab karena takut salah, tapi setelah mengikuti latihan dengan metode ta’wīd ini, saya jadi terbiasa dan lebih percaya diri.”
Para santri merasa bahwa metode ta’wīd tidak hanya membantu mereka menghafal kosakata dengan lebih cepat, tetapi juga memberikan kesempatan untuk berlatih berbicara dalam situasi yang lebih alami. Mereka kini tidak hanya belajar bahasa Arab sebagai teori, tetapi juga sebagai alat komunikasi yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Kepercayaan diri santri dalam menggunakan bahasa Arab semakin meningkat seiring dengan seringnya mereka berlatih dalam situasi yang mendukung. Pembiasaan berbicara bahasa Arab setiap hari, baik di kelas maupun di luar kelas, membantu mereka merasa lebih yakin dan terbiasa dalam menggunakannya.
Tantangan dan Solusi dalam Meningkatkan Kepercayaan Diri
Namun, meskipun metode ta’wīd telah membawa dampak positif, masih terdapat tantangan yang dihadapi, terutama terkait dengan perbedaan tingkat kemampuan santri. Beberapa santri yang baru mengenal bahasa Arab atau memiliki latar belakang akademik yang lebih rendah membutuhkan perhatian lebih dalam pembelajaran.
Untuk itu, pengajar di Pondok Pesantren Super Tahfidz Waru Sidoarjo terus berupaya memberikan pendekatan yang lebih personal kepada setiap santri. Pengajaran yang lebih individual dan pendampingan intensif diharapkan dapat membantu santri yang masih merasa kurang percaya diri dan memaksimalkan potensi mereka.
Baca Juga: Dosen FAI Umsida Soroti Efisiensi Kementerian Haji dan Umroh
Metode ta’wīd terbukti menjadi solusi yang efektif untuk meningkatkan kepercayaan diri santri dalam berbahasa Arab di Pondok Pesantren Super Tahfidz Waru Sidoarjo. Melalui pembiasaan berulang dalam membaca, menulis, dan berbicara, santri menjadi lebih percaya diri dalam menggunakan bahasa Arab dalam kehidupan sehari-hari. Dengan adanya dukungan dari pengajar yang inovatif, metode ini tidak hanya meningkatkan kemampuan berbahasa Arab, tetapi juga membantu santri untuk merasa lebih yakin dan siap menghadapi tantangan komunikasi dalam bahasa Arab.
Sumber: Pratama, M. R. A., & Anwar, N. (2025). Penerapan Metode Ta’wīd Symposium Pembelajaran Bahasa Arab di Pondok Pesantren. Aphorisme: Journal of Arabic Language, Literature, and Education, 6(1), 116-129. DOI: 10.37680/aphorisme.v6i1.7093.