Pba.umsida.ac.id – Inovasi pembelajaran Bahasa Arab kini memasuki babak baru. Mahasiswa dan dosen Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) berhasil meneliti potensi besar TikTok dalam membentuk bi’ah lughawiyah (lingkungan berbahasa Arab) yang lebih interaktif dan kontekstual.
Baca Juga: Sapa Ceria, HIMA PBA Umsida Hidupkan RTL dengan Bahasa Arab Interaktif
Temuan ini berasal dari kajian ilmiah berjudul The Formation of Bi’ah Lughawiyah Arabic-Based TikTok Content: A Systematic Literature Review yang ditulis oleh Khizanatul Hikmah, Aunur Shabur Maajid Amadi, Muhlasin Amrullah, Dina Wilda Sholikha, dan Farikh Marzuqi Ammar dari Program Studi Pendidikan Bahasa Arab FAI Umsida.
Dalam dunia yang semakin terdigitalisasi, penggunaan media sosial tidak hanya menjadi sarana hiburan, melainkan juga menjadi ruang alternatif untuk belajar. TikTok yang semula dikenal sebagai platform hiburan, kini dimanfaatkan secara strategis untuk membangun kebiasaan berbahasa Arab melalui pendekatan yang lebih dekat dengan kehidupan sehari-hari mahasiswa.
Membangun Bi’ah Lughawiyah Melalui Media Sosial Tiktok
Penelitian yang dilakukan menggunakan metode Systematic Literature Review (SLR) ini menyasar satu pertanyaan utama: bagaimana TikTok bisa dimanfaatkan sebagai media pembelajaran Bahasa Arab yang efektif? Dengan menelaah publikasi ilmiah dari tahun 2019 hingga 2024, peneliti menyaring dua jurnal relevan yang menunjukkan efektivitas TikTok sebagai media pembelajaran digital Bahasa Arab.
Hasil telaah menunjukkan bahwa TikTok memiliki keunggulan dalam menyampaikan materi Bahasa Arab secara visual, singkat, dan kontekstual. Konten seperti video percakapan sederhana, sketsa budaya Arab, hingga tantangan kosakata harian mendorong pembelajar untuk lebih aktif berinteraksi dengan bahasa target. Dengan format video singkat dan algoritma yang bersifat personalisasi, TikTok memungkinkan siswa untuk memperoleh materi sesuai minat dan tingkat pemahaman mereka.
Dalam salah satu sumber yang dianalisis (Muamaroh & Fikri, 2022), fitur TikTok seperti rekaman suara dan interaktivitas pengguna dianggap sangat efektif dalam pembelajaran maharah kalam atau keterampilan berbicara. Sedangkan penelitian lainnya (Thayyibah, 2024) membuktikan bahwa konten TikTok berbasis bahasa Arab berhasil meningkatkan minat siswa IBS PKMKK dalam membentuk bi’ah lughawiyah di lingkungan belajar mereka.
Strategi 5-D: Cara Sistematis Membangun Bi’ah
Salah satu kontribusi utama dari penelitian ini adalah identifikasi strategi sistematis yang dapat diterapkan oleh pendidik, yaitu pendekatan 5-D: Define, Discovery, Dream, Design, dan Deliver. Lima tahap ini dirancang untuk memaksimalkan pembentukan lingkungan bahasa yang efektif dan terarah, dengan memanfaatkan potensi digital.
Tahap Define menetapkan tujuan belajar; Discovery menggali keterlibatan siswa dalam bahasa Arab; Dream memvisualisasikan penggunaan bahasa dalam kehidupan nyata; Design menyusun strategi konten dan pembelajaran; serta Deliver menerapkan serta mengevaluasi hasil pembelajaran. Strategi ini tidak hanya mendukung keberlanjutan proses pembelajaran, tetapi juga mendorong mahasiswa menjadi kreator konten yang edukatif.
Peneliti juga mencatat bahwa meskipun TikTok memberikan peluang besar, perlu adanya pengawasan dan panduan agar mahasiswa tidak terjebak pada konten hiburan semata yang dapat mengganggu proses belajar.
Dosen PBA: Harapan dan Tantangan di Masa Depan
Para dosen PBA Umsida berharap bahwa mahasiswa dapat semakin bijak dalam menyikapi media sosial, khususnya dalam penggunaan TikTok sebagai sarana pembelajaran. Hal ini penting untuk menjaga keseimbangan antara hiburan dan produktivitas akademik.
Khizanatul Hikmah, penulis utama artikel, menyatakan, “Dengan konten yang tepat, TikTok bisa menjadi media pengayaan yang membangun keterampilan kalam dan memperluas eksposur bahasa Arab. Namun, mahasiswa tetap perlu cermat memilih mana konten yang mendidik dan mana yang sebaiknya dihindari.”
Baca Juga: Kebijakan Haji Furoda 2025 Dihentikan, Ini Pandangan Dosen FAI Umsida
Ia juga menekankan pentingnya membentuk kebiasaan belajar yang sehat di era digital. “Scroll tanpa arah bisa menguras waktu dan fokus. Maka, TikTok harus dijadikan alat bantu, bukan pengalih perhatian,” imbuhnya.
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pijakan awal bagi pengembangan kurikulum digital di Prodi Pendidikan Bahasa Arab, serta mendorong munculnya komunitas pembelajar yang aktif, kreatif, dan berwawasan global.
Sumber:
Khizanatul Hikmah, Aunur Shabur Maajid Amadi, Muhlasin Amrullah, Dina Wilda Sholikha, Farikh Marzuqi Ammar. (2024). The Formation of Bi’ah Lughawiyah Arabic-Based TikTok Content: A Systematic Literature Review. Prosiding Konferensi Internasional Raudhatul Athfal dan Bahasa Arab (ICRABA), Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, hlm. 734–746.
Muamaroh, N. M., & Fikri, S. (2022). Digitalisasi Media Pembelajaran Kalam melalui Aplikasi Tik Tok. Jurnal Tarling, 7(1), 81–96.
Thayyibah. (2024). Pemanfaatan Konten TikTok dalam Meningkatkan Bi’ah Lughawiyah Mahasiswa. Jurnal Nafatimah.